Bits of me here and there.

Thursday, 13 October 2011

Forever?

I used to believe in the word 'forever'.
But then I realized, forever is something undefined.

Dulu, gue percaya dengan kata-kata selamanya. Biasalah, anak SMA masih labil.
Selamanya itu sendiri bisa digunakan dalam berbagai macam pengungkapan. Misalnya, "Gue ga bakal pernah temenan sama dia selamanya", atau "I will love forever".
These are bull-shits.
Untuk contoh kalimat yang kedua, gue sendiri sudah merasakan bahwa itu tidak benar. Dan bodohnya, DULU gue percaya. Yah, namanya juga masih bodoh.
People change. Life change. Tidak ada suatu hal yang tetap di dunia ini, kecuali mungkin 1+1=2 sampe dunia kiamat. Tapi hidup bukan tentang perhitungan, bukan tentang rumus, bahkan untuk seorang matematikawan sekalipun. Hidup itu dinamis, seperti lapangan #eh. Jadi gue percaya, tidak ada hal yang tidak mungkin, meskipun ada hal-hal yang gue percaya tingkat kemustahilannya adalah 99,999999999%.
Mungkin orang-orang yang kenal sama gue tau, gue lebih suka memakai kata "untuk saat ini". Kenapa? Karena kembali pada alasan yang diatas. Maka itu, gue lebih suka menggunakan kata-kata "untuk saat ini", karena itu tidak bertentangan dengan prinsip gue. Mungkin untuk saat ini gue ngga suka keju, tapi siapa tau sebulan lagi gue jadi maniak keju. Mungkin untuk saat ini gue ngga mau makan duren, tapi siapa tau tiba-tiba 2 minggu kemudian gue keselek biji duren. Yah, siapa tau kan?
Bukannya mau meruntuhkan harapan kalian-kalian semua yang mungkin sering digombalin sama pasangannya dengan kata-kata "I love you forever", atau apalah semacamnya itu, tapi, wake up guys. Even seseorang bisa meninggalkan kepercayaan yang sudah lama dianutnya, apalagi ninggalin orang. Tinggal kabur tanpa pesan, syukur kalau muncul lagi, bisa dijotos, lah kalau nggak?

Lagipula, selama apakah selamanya itu?

Tuesday, 11 October 2011

The Way You Love Someone

"Aku emang suka dia sih, tapi sekarang jadi pusing sendiri mikirinnya musti ngapaen..."

Itu sepotong perkataan temen gue ketika dia cerita tentang cewek yang dia suka.
Buat gue, ga ada yang harus dipusingin ketika lo lagi suka sama seseorang.
Ini adalah bagian ter-enak dari proses mencintai. Coba kalo udah pacaran, lempeng-lempeng aja pasti kan.
Kadang kala, ketika seseorang sedang menyukai, mereka terlalu pusing memikirkan harus ngapaen, sampai melupakan rasa senang dalam menyukai itu. Ketika papasan, ketika disapa, ga sengaja liat-liatan, those are the best parts of liking someone. Kenapa gue bilang menyukai bukan mencintai, ya karena emang hampir mustahil mencintai tanpa pernah memiliki sebelumnya.
Rasa seneng itu yang setiap hari mendorong kita untuk terus bertahan. Coba kalo lo isinya pusing mulu, ngapaen suka coba? Tinggalin aja mending, yang muncul cuma pusing doang. Tapi diatas itu semua, rasa senang itulah yang paling penting. Memang, mungkin sedikit perlu dipusingin juga. Mikirin gimana caranya bisa deket, terus jadian, dan kawan-kawannya itu. Tapi bahkan untuk memikirkan bagaimana bisa ketemu secara "tidak sengaja", itu akan menimbulkan rasa senang sendiri ketika berhasil.
Jadi kawan-kawan yang sedang menyukai seseorang, jangan pernah lupakan rasa senang itu. Itulah yang terus mendorong kita untuk bertahan, untuk berharap. Jangan cuma diisi pusing-pusing mulu, kalo akhirnya ga dapet? Empet sendiri udah buang-buang tenaga psing-pusing mikirin. Tapi kalau kita ingat rasa senang itu, meskipun pada akhirnya ya gagal, setidaknya dia udah memberi lo kesenangan selama beberapa waktu. Menguatkan niat bangun dari kasur untuk ke kampus demi ketemu, meskipun mungkin cuma semenit. Bikin mood baik sepanjang hari ketika papasan terus disapa duluan. Ga ada ruginya kan?
Nikmatilah proses itu, kawan.

P.S : Tulisan ini dibuat untuk seorang teman yang sedang berjuang, dan mungkin bagi pejuang-pejuang lain diluar sana. Tetap semangat kawan!