Bits of me here and there.

Sunday 1 April 2012

Hairography


I'm having something called dillema lately.
Anyway, gue kira pertamanya dilema itu bahasa Indonesia loh, ternyata bahasa Inggris. Terus kenapa ditelen bulet-bulet dijadiin bahasa Indonesia ya? (oke gapenting)
Y' know, people who have been knowing me for the last 6 years maybe will know the journey of my hair. I'm not kidding. Rambut gue ini perjalanannya udah panjang banget.
I started with uber long hair since I was in elementary, rambut gue udah amit-amit panjangnya. Sepinggang lebih. Dan waktu SD gue ga pernah ada niat udah macem-macemin atau potong rambut gue, waktu itu dilarang nyokap karena katanya waktu kecil rambut gue ada aja udah syukur, terus katanya dia jadi trauma waktu mau motong rambut gue. Jadilah selama 10 tahun pertama hidup gue, I had super extra long hair, yang sialnya, harus gue bisa gunakan, which people said rambut itu mahkota wanita, gue biarkan aja dengan kepang satu yang menyedihkan. Gue bahkan gamau mengingat masa itu lagi.
8 bulan pertama gue di SMP masih dihabiskan dengan rambut yang sama, sampai akhirnya pada suatu hari Sabtu, which is hari-masuk-sekolah-tapi-ga-belajar di SMP gue, gue memutuskan menggerai rambut gue ke sekolah. Terus petantang petenteng jalan kemari. Iya, ngebayanginnya pun gue serem. Masalahnya, rambut gue waktu itu gada bagus-bagusnya. Bukan rambut yang halus dan jatoh indah kayak iklan di sampo-sampo, meskipun suwer tebelnya sama, tapi rambut yang kering terus keriting2 gajelas gitu. Then, waktu gue balik ke kelas, ada temen gue dengan jahatnya ngomentarin, "Van, rambutmu bikin serem". Holy-shit. That time I realised I make a mistake. Few days later akhirnya gue bilang ke nyokap gue mau potong rambut dan di rebonding (iya, waktu itu smoothing belom jaman). Akhirnya gue potong rambut, meskipun masih panjang tapi ga panjang-panjang amat, terus dilurusin. I felt cool. HAHAHAHA.
But you know, rebonded hair will eventually get back, even worse. Yang keriting-keritingnya malah makin menggila lah, bikin rambut makin kering, and so on. Di akhir SMP akhirnya gue ngerebonding lagi untuk kedua kalinya. Then I had the layer cut for the hair. So everything well pretty better, minus the fact that muka gue jadi rada keliatan fail dengan rambut super lurus yang malah kayak lepek, setidaknya gue gak harus pusing tiap pagi ngeliat rambut gue.
Everything went well again........ till I came up with the greatest idea on Mars. No, not the Earth. Curling up my hair, permanently.
Gue sumpah gatau waktu itu lagi kesambet apa. Campuran bosen karena rambut lurus lepek gajelas dan lagi pengen sesuatu hal yang random. And yes I ended up having failed curly hair. FAILED. Waktu itu kan gue ngarepnya rambut gue tuh bakal keriting sosis lucu gitu kan meskipun pendek, ini malah balik ke rambut lama sebelom direbonding kedua kalinya dan lebih parah. Fak.
Akhirnya untuk beberapa saat gue bergantung pada catokan, sampai gue mulai memendekkan rambut gue perlahan-lahan, sampe akhirnya tiba di panjang sebahu lebih dikit. Then that time gue mikir, I've done dozens of random things to my hair, let's done the last random one. Bam, akhirnya gue potong bob gantung ala paskibra ato polisi cewek gitu, if you know what I mean. The next day, orang-orang heboh. Ada yang ngatain gue bego kenapa potong rambut, ada yang bilang bagus-bagus aja, I didn't quite care. Entah kenapa merasa lega. Mungkin ada hubungannya sama mitos potong rambut buang sial atau potong rambut pas patah hati atau apalah. I didn't regret it though, meskipun kadang-kadang gue suka bingung sendiri rambut gue musti diapaen waktu lagi bosen, karena emang gabisa ditata aneh-aneh. Sempet iri juga sama cewe-cewe yang berambut ala iklan sampo, pengen rambut gitu juga, terpaksa meneguhkan hati bersabar, karena segoblok-gobloknya gue, I say no to extension.
Yes, itu terakhir kali gue melakukan hal heboh terhadap rambut gue, abis itu kesini-sini sabar-sabar aja nunggu rambut panjang, ya pake serum rambut lah yang Rudi Hadisu**rno itu, ya dicatokin biar lurus, paling hal terakhir aneh yang gue lakukan adalah nge-hair manicure rambut gue, yang membuat beberapa hari setelahnya tiap gue sampoan busanya pasti rada-rada warna coklat gitu. Agak iyuh sih. Sekarang rambut gue udah panjang sentosa, lumayan lurus tanpa harus diapa-apaen, masih tetep tidak bersinar berkilat-kilat kayak iklan sampo, tapi yasudahlah. At least I get my hair back, properly.
Hal yang membuat gue bersyukur dari segala hairography ini, gue ga takut kayak cewek-cewek laen yang rambutnya panjang terus mau potong pendek bob gitu. I know how it feels. And when you've through something you're afraid of, believe me, and yourself too, you will never afraid again.

Sekarang, masalahnya adalah, I'm tempted to have the bob hair again. What-should-I-do?