Bits of me here and there.

Monday, 31 December 2012

Kaleidoskop 2012


31 Desember 2012 7:29 PM.

My 2012?
I don't know how to say it... Well, such a rollercoaster year.
Highlight of this year?
I saw Dream Theater.
I had brokenhearts.
I left by someone. Someone I thought will be in my life long enough but not.
I met and still, meeting him, and hopefully there's still a lot of time I can spend with him.

Plans aren't going well everytime, but still, I believe it's God's way to make me such a human being through the experience.
Happy New Year, folks!
Wednesday, 10 October 2012

Meet My People: Gita Puspita Adriani


Meet one of my bestf, Gita Puspita Adriani.
Temen menggembel, menggalau, menggosip, menghina, di setiap bagian inci di kehidupan perkuliahan ini.
Ga setiap inci juga sih, setiap hari lah.
Gue juga lupa gimana ceritanya bisa deket sampe gini, pokoknya dulu di awal-awal kuliah dia ga masuk seminggu di awal terus dia jadi agak ngansos gitu, terus gimana bisa deket...... mungkin karena tempat duduk, mungkin karena tutor Kalkulus, mungkin karena... tau ah lupa.
Pasti aja ada di setiap hari dalam seminggu dalam sebulan kerjainnya ngegoblok entah di BBM entah di kehidupan nyata. Taudeh gue juga bingung kenapa bisa nemu makhluk kayak gini. Kalo cerita bukannya dihibur ato apa malah dihina. Huft. Apa salah hamba. Kalo gak dibully. Double huft.
Orangnya jarag galau, karena memang nampaknya tidak ada yang bisa digalaukan dari kehidupan (cintanya), kalo ada juga yah pasti sehari beres. Beda sama gue. Hahahahaha.
Nih kan, bingung gue mau nulis apa. Entar kalo nulis unyu-unyu, diketawain. Kalo ngga nulis unyu-unyu, bingung mau nulis apa. Pret.
Sebenernya gue udah lama mau nulis tentang dia tapi entah kenapa jari ini tidak kooperatif untuk menari diatas keyboard sehingga baru bisa direalisasikan sekarang. Pokoknya kalo di jam kuliah mau nyari gue tapi ga ketemu, cari dia aja.
Ailapyu!
Sunday, 7 October 2012

Living Life

So, it's been more than a month without a new post, huh?

Udah lama banget ya ga ngepost.
Sebenernya cuma sebulan sih, dikalibrasi dalam setahun juga itu cuma seperduabelasnya, tapi ternyata banyak hal yang bisa terjadi dalam sebulan. Banyak banget.
Dulu gue pernah mikir, "Elah, sebulan doang, apa sih yang bisa terjadi dalam sebulan? Paling gitu-gitu doang hidup lo". Trust me, it's 100% wrong. Bahkan sehari pun bisa berpengaruh dalam kehidupan lo.
Tuh kan, sok bijak lagi.
Intinya, banyak lah yang terjadi dalam sebulan ini. Banyak yang datang dan pergi, ya orang lah, ya pikiran lah, ya duitlah (yaiyalah tolol lu), intinya banyak sih. Jangan pernah meremehkan kekuatan waktu.

Sekarang udah mau masuk UTS aja. Bahkan gue udah semester 5 pun ga cerita disini, ini udah mau UTS aja. Rusak banget. Intinya sih semester 5 ini bau-baunya akan cukup menyenangkan, meskipun tugasnya kayak bedol desa dari 4 semester kemaren, kerjaan banyak banget, but I have a good feeling. Semoga memang benar.

Jadi intinya Selasa which is lusa, gue mau UTS untuk pertama kalinya di semester ini dengan mata kuliah yang pertama kalinya se-nggak jelas ini dengan dosen yang pertama kalinya sen-nyebelin itu. Major combo. Yuk ah dadah.

P.S:
Pesan moral bulan ini: value what you have before you lose it. Chance doesn't coming twice :*
Friday, 6 July 2012

Life Happens: Future?

Ini post kedua gue yang ada hubungannya sama masa depan.

Dulu post pertama gue itu lagi galau-galaunya universitas, eh bukan galau sih, tapi ya tetep aja saat itu gue agak ragu mau masuk ITB karena gatau mau jadi apa di ITB, meanwhile sedikit tertarik sama Hukum UI. Tapi yasudah, I end up di Teknik Industri ITB dan tidak menyesali itu.
Post yang ini?
Suer, gue gatau apa yang mau gue lakukan abis lulus.
Semakin gue jadi dewasa -iya dilarang ketawa gue tau-, gue mulai berpikir hidup ini ga sesimpel lulus-cari kerja-dapet duit-nikah-live happily ever after. Iyasih mungkin templatenya kayak gitu, tapi kerjaan macam apa yang akan membuat gue bahagia? Kerja kantoran? Ato ambil S2? Ato ngapain?
Sejujurnya, gue gatau.
Akhir-akhir ini, salah satu orang terdekat dalam hidup gue adalah orang yang baru saja meninggalkan kehidupan mahasiswanya (baca: baru lulus). Jadi udah waktunya mikirin masa depan (baca: nyari kerjaan). Dari dia, gue tau yaah... sedikit banyak lah tentang kehidupan setelah lulus. Dan karena bidang kerja kami ga jauh beda (yah semua anak teknik sih pasti ga jauh beda ya), jadi sedikit banyak tergambarlah apa yang akan gue hadapin setelah lulus. Masalahnya adalah, gue ga tertarik dengan gambaran yang muncul dalam pikiran gue. Shit.
Entah apa gue yang kurang dalam mencari, tapi gambaran yang muncul adalah kerja kantoran secara umumnya, atau secara spesifiknya, perusahaan oil and gas. Iya, gue belom melihat bidang kerja/perusahaan lain yang bisa gue geluti. Sejak kecil gue terbiasa dinafkahi oleh perusahaan oil and gas, jadilah makin sebesar ini pemikiran gue termindset bahwasanya kalau mau hidup enak (baca: gaji gede), masuklah ke perusahaan macam ini.
Tapi permasalahannya adalah, gue gamau kerja kantoran. Kenapa? I'm done with 6-am-wake-up. SERIOUSLY. Iya, gue tau alesannya emang tjoepoe banget karena gamau bangun pagi lagi, tapi serius, gue muak. Beneran. Ga boong.
Sementara itu, mengambil S2 belum masuk prioritas dalam hidup gue. Gatau, entah kenapa ga tertarik. Sejujurnya, gue ga melihat korelasi antara S2 dengan rencana kasar hidup gue kedepan. Atau in short: ga ada gunanya. Lalu karena dari itu, ngapain gue melakukan hal (yang susah pula) yang belum tentu ada gunanya buat masa depan gue? Ngejar gelar? Buat apa? Buat ditulis di undangan nikahan?
Sejauh ini yang terpikir di dalam bayangan gue adalah jadi wiraswasta. Iya, buka usaha sendiri. Tapi makin kesini entah kenapa gue merasa insecure, kalo gue ga siap buat itu. Gue ga punya bekal apa-apa, gue ga bisa sembarangan.Sebenernya gue udah punya konsep dan bayangan usaha macam apa, tapi mengingat bahwa gue akan berurusan dengan jumlah uang yang tidak sedikit (kalo gue buka usaha), it scares me. A lot.

Jadi bisa dikatakan sekarang gue lagi galau. Galau masa depan. Huft.
Sunday, 1 April 2012

Hairography


I'm having something called dillema lately.
Anyway, gue kira pertamanya dilema itu bahasa Indonesia loh, ternyata bahasa Inggris. Terus kenapa ditelen bulet-bulet dijadiin bahasa Indonesia ya? (oke gapenting)
Y' know, people who have been knowing me for the last 6 years maybe will know the journey of my hair. I'm not kidding. Rambut gue ini perjalanannya udah panjang banget.
I started with uber long hair since I was in elementary, rambut gue udah amit-amit panjangnya. Sepinggang lebih. Dan waktu SD gue ga pernah ada niat udah macem-macemin atau potong rambut gue, waktu itu dilarang nyokap karena katanya waktu kecil rambut gue ada aja udah syukur, terus katanya dia jadi trauma waktu mau motong rambut gue. Jadilah selama 10 tahun pertama hidup gue, I had super extra long hair, yang sialnya, harus gue bisa gunakan, which people said rambut itu mahkota wanita, gue biarkan aja dengan kepang satu yang menyedihkan. Gue bahkan gamau mengingat masa itu lagi.
8 bulan pertama gue di SMP masih dihabiskan dengan rambut yang sama, sampai akhirnya pada suatu hari Sabtu, which is hari-masuk-sekolah-tapi-ga-belajar di SMP gue, gue memutuskan menggerai rambut gue ke sekolah. Terus petantang petenteng jalan kemari. Iya, ngebayanginnya pun gue serem. Masalahnya, rambut gue waktu itu gada bagus-bagusnya. Bukan rambut yang halus dan jatoh indah kayak iklan di sampo-sampo, meskipun suwer tebelnya sama, tapi rambut yang kering terus keriting2 gajelas gitu. Then, waktu gue balik ke kelas, ada temen gue dengan jahatnya ngomentarin, "Van, rambutmu bikin serem". Holy-shit. That time I realised I make a mistake. Few days later akhirnya gue bilang ke nyokap gue mau potong rambut dan di rebonding (iya, waktu itu smoothing belom jaman). Akhirnya gue potong rambut, meskipun masih panjang tapi ga panjang-panjang amat, terus dilurusin. I felt cool. HAHAHAHA.
But you know, rebonded hair will eventually get back, even worse. Yang keriting-keritingnya malah makin menggila lah, bikin rambut makin kering, and so on. Di akhir SMP akhirnya gue ngerebonding lagi untuk kedua kalinya. Then I had the layer cut for the hair. So everything well pretty better, minus the fact that muka gue jadi rada keliatan fail dengan rambut super lurus yang malah kayak lepek, setidaknya gue gak harus pusing tiap pagi ngeliat rambut gue.
Everything went well again........ till I came up with the greatest idea on Mars. No, not the Earth. Curling up my hair, permanently.
Gue sumpah gatau waktu itu lagi kesambet apa. Campuran bosen karena rambut lurus lepek gajelas dan lagi pengen sesuatu hal yang random. And yes I ended up having failed curly hair. FAILED. Waktu itu kan gue ngarepnya rambut gue tuh bakal keriting sosis lucu gitu kan meskipun pendek, ini malah balik ke rambut lama sebelom direbonding kedua kalinya dan lebih parah. Fak.
Akhirnya untuk beberapa saat gue bergantung pada catokan, sampai gue mulai memendekkan rambut gue perlahan-lahan, sampe akhirnya tiba di panjang sebahu lebih dikit. Then that time gue mikir, I've done dozens of random things to my hair, let's done the last random one. Bam, akhirnya gue potong bob gantung ala paskibra ato polisi cewek gitu, if you know what I mean. The next day, orang-orang heboh. Ada yang ngatain gue bego kenapa potong rambut, ada yang bilang bagus-bagus aja, I didn't quite care. Entah kenapa merasa lega. Mungkin ada hubungannya sama mitos potong rambut buang sial atau potong rambut pas patah hati atau apalah. I didn't regret it though, meskipun kadang-kadang gue suka bingung sendiri rambut gue musti diapaen waktu lagi bosen, karena emang gabisa ditata aneh-aneh. Sempet iri juga sama cewe-cewe yang berambut ala iklan sampo, pengen rambut gitu juga, terpaksa meneguhkan hati bersabar, karena segoblok-gobloknya gue, I say no to extension.
Yes, itu terakhir kali gue melakukan hal heboh terhadap rambut gue, abis itu kesini-sini sabar-sabar aja nunggu rambut panjang, ya pake serum rambut lah yang Rudi Hadisu**rno itu, ya dicatokin biar lurus, paling hal terakhir aneh yang gue lakukan adalah nge-hair manicure rambut gue, yang membuat beberapa hari setelahnya tiap gue sampoan busanya pasti rada-rada warna coklat gitu. Agak iyuh sih. Sekarang rambut gue udah panjang sentosa, lumayan lurus tanpa harus diapa-apaen, masih tetep tidak bersinar berkilat-kilat kayak iklan sampo, tapi yasudahlah. At least I get my hair back, properly.
Hal yang membuat gue bersyukur dari segala hairography ini, gue ga takut kayak cewek-cewek laen yang rambutnya panjang terus mau potong pendek bob gitu. I know how it feels. And when you've through something you're afraid of, believe me, and yourself too, you will never afraid again.

Sekarang, masalahnya adalah, I'm tempted to have the bob hair again. What-should-I-do?

Saturday, 31 March 2012

Do Not Expect


You know, I mostly write these words in everywhere. Everywhere I can see this.

In terms of liking/loving someone, it's not always going right. Kadang, lo bakal ngerasain apa yang namanya bertepuk sebelah tangan. Dan sejujurnya, dan pastinya juga, itu ga enak.
Since I got a trauma of loving someone, I always tell myself, do not expect, do not. And I always set a point, where I have to stop if it's not going well.
Mungkin emang susah, berhenti berusaha, ketika lo tau itu satu-satunya yang lo inginkan untuk terjadi. Mungkin susah, to tell yourself to stop, when you know there will always be the chance. Tapi balik lagi ke kalimat terakhir, just believe.
I had few conversations last night. Ada salah satu kalimat yang gue sendiri heran kenapa bisa gue keluarin. Kecewa itu boleh, tapi nyesel jangan. Percayalah, sekecewa apapun elo, selalu ada pembelajaran yang bisa kita dapet dari situ.

Finally posting something for March! :D
Friday, 24 February 2012

February

Haven't posted anything yet this month.

This month is terribly terrible. Tugas gak nyantai, organisasi gak nyantai, fix gapaham lagi. Untung masih bisa tidur di kasur sendiri tiap hari.
Cukup banyak tanggung jawab yang gue ambil bulan ini... Cukup keteteran sih. Cuma insya Allah hasilnya gak terlalu mengecewakan, masih balance semua sih.
ITB lagi pesta demokrasi sekarang. Pemilu dimana-mana. Mading tiba-tiba ramai sama poster kampanye. Seru sih, tapi tidak seru lagi ketika lo jadi panitia di 3 pemilu sekaligus 👎
Life is going complicated nowadays.
God, I'm asking You for showing me the best, but please don't ask me to choose which one...
Wednesday, 18 January 2012

Love Sonnet XVII by Pablo Neruda

No te amo como si fueras rosa de sal, topacio
o flecha de claveles que propagan el fuego:
te amo como se aman ciertas cosas oscuras,
secretamente, entre la sombra y el alma.

Te amo como la planta que no florece y lleva
dentro de sí, escondida, la luz de aquellas flores,
y gracias a tu amor vive oscuro en mi cuerpo
el apretado aroma que ascendió de la tierra.

Te amo sin saber cómo, ni cuándo, ni de dónde,
te amo directamente sin problemas ni orgullo:
así te amo porque no sé amar de otra manera,

sino así de este modo en que no soy ni eres,
tan cerca que tu mano sobre mi pecho es mía,
tan cerca que se cierran tus ojos con mi sueño.

--------------------------------------------------------------


I do not love you as if you were salt-rose, or topaz,
or the arrow of carnations the fire shoots off.
I love you as certain dark things are to be loved,
in secret, between the shadow and the soul.

I love you as the plant that never blooms
but carries in itself the light of hidden flowers;
thanks to your love a certain solid fragrance,
risen from the earth, lives darkly in my body.

I love you without knowing how, or when, or from where.
I love you straightforwardly, without complexities or pride;
so I love you because I know no other way

than this: where I does not exist, nor you,
so close that your hand on my chest is my hand,
so close that your eyes close as I fall asleep.
Sunday, 1 January 2012

Growing Up

"Pertumbuhan itu bersifat irreversibel, artinya tidak dapat kembali."
- buku Biologi kelas 4 SD

It's 2012 bro.
Tadi pagi gue terbangun dengan tiba-tiba mikirin temen-temen SD gue. Mikirin betapa menyenangkannya masa-masa itu. Bangun, pergi sekolah, belajar, istirahat main petak umpet, pulang, tidur siang, ngerjain PR, nonton TV, tidur. Ga pake acara maen internet (karena waktu itu belom tau), ga pake acara bikin tugas aneh-aneh, ga pake acara rapat ini itu (anak SD mau disuruh bikin acara apaan, lomba 17an?).
Growing up is a part of life.
Kita ga bisa balik, that's the fact. Mau ngarep-ngarep "Ya Allah pengen balik ke jaman SD sehari aja" atau "Ya ampun plis gue pengen ngerasain SMP lagi", ga bisa bro. Yang kita bisa lakukan cuma mengenang itu semua. Membuat lo tetep manusiawi. Karena apalah arti manusia tanpa masa lalu mereka?
Past creates us. Apalah kita tanpa pengalaman? Cuma badan tanpa jiwa (kecuali jiwa lo udah dicuri sama 9GAG, and yes I'm kidding), selongsong tanpa isi. Gimana kita bertindak tanpa pengalaman? Mau jadi apa bre? Kita jadi kayak gini sekarang ya, karena pengalaman. Karena belajar di masa lalu (ya masa belajar di masa depan kan).
Banyak orang yang mungkin benci masa lalunya. Gue juga kadang-kadang benci kok, apalagi kalo ngeliat foto-foto gue jaman SD-SMP, JELEK BANGAT YAOLOH. Gue bingung sendiri kok gue bisa-bisanya masih tetep idup sampe sekarang. Tapi karena itu gue belajar, untuk berubah. Kalo gue dari dulunya udah (merasa) bagus-bagus aja (penampilannya), ya gue bakal gitu-gitu aja, jadi manusia yang ga berkembang. Dan bukan cuma penampilan, pemikiran juga.
Masa lalu itu pembanding. Apa sekarang kita lebih baik? Apa justru kita di masa lalu lebih baik? Kalo emang begitu, salahnya dimana? Kenapa bisa masa lalu lebih baik dari sekarang? Dari situ, kita belajar. Ya kan?